Ziswaf Solusi Alternatif Atasi Resesi Ekonomi 2023

SahabatRiau
0

Resesi ekonomi Dunia 2023 didepan mata. Hal tersebut telah diproyeksikan banyak pihak baik Bank Dunia, BI serta pengamat ekonomi. Menyikapi persoalan tersebut Dr. H. M. Rizal Akbar, M. Phil selaku pakar ekonomi Islam dan Sekjen Perhimpunan Pesisir Selat Melaka (PIPSM) yang juga Dosen Institut Agama Islam Tagaqquh Fiddin (IAITF) Dumai, menghimbau semua pihak untuk dapat mempersiapkan segala kemungkinan dari dampak negatif ekonomi yang akan terjadi mendatang. Menurutnya, Ziswaf adalah model ketahanan ekonomi kita. Berikut ini pernyataan beliau saat diskusi lepas di Kampus IAITF Rabu (5/10/22). 

Menurut Rizal resesi terjadi manakala pertumbuhan minus terjadi selama dua Kuartal secara berturut-turut. Resesi biasanya akan berdampak kepada krisis, karena krisis ekonomi adalah penurunan beberapa indikator ekonomi. Namun menurut Rizal resesi ekonomi 2023 harus dipersiapaka supaya krisis yang terjadi tidak parah. Daya beli masyarakat dunia yang diprediksikan turun, secara otomatis akan berdampak pada penurunan angka ekspor komoditi kita seperti sawit dan sebagainya. 

Tumbuhnya angkatan kerja yang cukup besar sebagaimana diperkirakan pada sensus 2010 lalu bahwa 2023 merupakan awal dari bonus demokrafi dimana akan kerja akan tumbuh hampir 70 persen, menjadi masalah baru bilamana merosotnya pertumbuhan lapangan kerja akibat inflasi. 

Untuk itu menurut Rizal, Ziswaf harus dapat dikelola dengan baik, sehinga dapat mengatasi persoalan modal serta distribusi pendapatan. Lembaga-lembaga ziswaf segera untuk membenahi diri untuk masuk sebagai lembaga keuangan produktif yang mampu membiayai UMKM, sehinga ketahanan ekonomi masyarakat dapat kokok sehingga daya beli masyarakat dapat dipertahankan. 

Fungsi distributif harus pula dikuatkan terutama dalam recovery ekonomi masyarakat terdampak pada lapisan bawah. Supaya mereka tetap memiliki kemampuan daya beli. Namun hal tersebut harus pula sejalan dengan fungsi penghimpunan yang harus lebih dikuatkan. Untuk itu perlu melibatkan semua elemen terutama generasi muda dan para mahasiswa dalam penghimpunan, membangun kepercayaan ummat untuk sepenuhnya beramal sambil menyelamatkan ekonomi sesama. Siswaf sebaiknya tidak boleh bocor lagi dalam membiayai agenda-agenda internasionaliaasi yang tidak dapat terukur dengan baik seperti isu-isu sentimen agama, kemanusian dan sebaginya. 

Oleh : Robi


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)