Rizal Akbar Lantunkan Syair di Acara ICMI Riau

SahabatRiau
0




SAHABATRIAU, Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil ciptakan syair dan membacakannya pada Silaturahim Ketua Umum MPP ICMI pusat dengan tokoh masyarakat Riau, panggung puisi ICMI & Stadium Generale di Gedung Daerah Hall Pauh Janggi Provinsi Riau Pekanbaru (10/06/2022). Dr. H. M Rizal yang merupakan Wakil Ketua ICMI Riau bidang Ekonomi Ummat ini, membacakannya bersama dengan sasrawan Riau lainnya. 

Turut tampil pada acara tersebut Prof. Dr. Alaidin Koto, MA Ketua ICMI Riau, Fahrunnas MA Jabar, Mostamir Thalib, Kunni Masrohati, Kazaini KS, Dr Husnu Abadi, Prof Dr. T Dahril, dan AZ Fachri Yasin yang semuanya tampil membacakan Puisi. Namun berbeda dengan Rizal dia tampil membacakan Syair yang sengaja dituliskannya sendiri. Sebelum membacakan syair dia menyatakan akan membacakan puisi Melayu yakni Syair, ungkapnya. 

Menurut Rizal dia sudah 26 tahun tidak terjun didunia kesusastraan ini. Kalau dulu sering masa mahasiswa di Gedung Dang Merdu yang kini berubah jadi Gedung Bank Riau, kenangnya. Selain itu ungkap Rizal gaya pembacaan syair yang dia tampilkan pada kesempatan ini yakni dengan menggabungkan irama Syair Selendang Delima dengan Syair Burung,  pernah dia bawakannya pada acara Pertemuan Senat Mahasiswa Se Indonesia di Univ Syahkuala Banda Aceh tahun 1996 silam. Saat itu banyak peserta yang tertarik dengan lantunan syair yang juga digubahnya sendiri, kenangnya. 

Menurut Rizal syair yang diberi judul "Cendikiawan Riau" itu sengaja dibuat untuk mengekspresikan rasa atas kondisi tidak hadirnya cendikia dalam begitu banyak persoalan daerah akibat dominasi politik dan kekuasaa. Paling tidak triakan sasra ini mengingatkan bahwa cendikia harus dilibatkan bukan sebatas sebagai alat pembenaran atas keserakahan politik dan kekuasan yang hari ini sedang berkecamuk dikampung kita Riau, ungkapnya. 

Berikut ini bait-bait syairnya:

"Cendikiawan Riau"
Oleh : Dr. H. M. Rizal Akbar, M. Phil

Cendikiawan Muslim Namanya Ikatan,
Tempat berhimpun orang Budiman
Para cerdik serta Cendikiawan
Sudah Patut jadi Rujukan

Dirujuk untuk membangun Daerah
Silang sengketa tak usah marah
Kepala dingin dada terdedah
Supaya urusan tidak menyalah

Masa lalu dah pun mengungkap
Jadi pengalaman yang tak sedap
Sebab berbalah kite tengkurap
Akhirnye semue merasa tak cakap

Pembangunan daerah jadi terjejas
Hitam dan putih makin tak jelas
Orang bertandang naik keatas
Tuan rumah pun makin tergilas.

Yang pandai pula memandai-mandai
Yang cerdik pun mengintai-ngintai
Yang cendikiawan tidak terpakai
Macam mane negeri nak sampai.

Dah pun sampai mase yang disuluh
Rancangan Riau tahun 2020
Pusat Melayu masihlah jauh
Kuatkan bahu mu untuk mengayuh

Pengayuh datang silih berganti
Sayang perahu makin menepi
Diterpa ombak badai tak henti
Sayang Nakhoda tak Pegang Kemudi

Supaya kampung jadi selamat
Taat Allah usah khianat
Dulu kan wajib baru yang sunat
Akhlak baik jadikan tabi'at

Demikan syair saya lantunkan
Tersilap cakap atau tak sopan
Sepuluh jari saya simpuhkan
Mohon maaf segala kesalahan...

Ditulis Oleh : Imam Fadli

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)