Semangat Baru Riau Pesisir

SahabatRiau
0
SAHABATRIAU,  Dalam sebuah pidato di BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) yang didirikan oleh Jepang pada 1 Maret 1945 atau dalam bahasa Jepang disebutkan dengan  Dokuritsu Junbi Chosakai. Seorang tokoh besar Prof.MR Moh Yamin, tokoh yang berhasil memfisualisasikan sosok sumpah palapa yakni Gajah Mada itu berpidato lantang dalam forum BPUPK tersebut. 

Dalam sebuah sarahan perdana yang diterbitkan UKM Bangi Malaysia, dikisahkan dikala itu MR Moh Yamin meneriakkan bahwa Indonesia yang merdeka itu mesti menyertakan sekali kawasan semenanjung. Beliau menegaskan bahwa semenanjung adalah jembatan kita menuju dunia dan jika ianya terpisah, maka dia akan menjadi ancaman bagi negara yang akan merdeka ini, karena semenanjung itu bentuknya seperti pistol yang selalu mengarahkan  sasarannya kepada kita dinusantara ini. 

Masih panjang narasi yang disampaikan oleh Moh Yamin untuk meyakinkan bahwa kemerdekaan Indonesia harus bersama dengan kawasan Semenanjung Malaysia hari ini. Secara geopolitik sepertinya Moh Yamin sadar betul bahwa selat Melaka harus utuh dikuasi karena hal tersebut benar-benar strategia untuk kemajuan ekonomi, pembangunan dan peradaban Indonesia modren. 

Kawasan trategis yang dikhawatirkan Moh Yamin itu, adalah Riau pesisir. Yakni kawasan yang berada bagian timur Sumatera dengan kawasan yang menonjol keselat Melaka serta dihiyasi pula oleh pulau-pula yang berjejer disepanjang selatan tersebut yakni, Rupat, Bengkalis, Merbau, Kepulauan Meranti dan kepulauan Riau. Pergulatan ekonomi diantara tiga negara Indonesia, Malaysia dan Singapura terjadi dikawasan ini. 

Riau Pesisir dengan potensi strategis itu nyaris tidak tersentuh oleh kebijakan pembangunan, baik nasional maupun lokal. Sampai saat ini Selatan Melaka bagi kawasan Riau pesisir lebih didefinisikan sebagai masalah ketimbang potensi. Keluar masuk narkoba, penyeludupan, dll. Sementara Johor dan Singapura menjadikan Selatan Melaka sebagai fondasi utama pembangunan ekonominya, baik sektor pelabuhan, industri, jasa serta perdangan lainnya. 

Paradigma yang berbeda dalam memandang Selat Melaka sesungguhnya disebabkan oleh banyak faktor namun yang paling utama adalah pada aspek kebijaka  pemerintah serta orientasi pembangunan baik lokal maupun nasional. Semangat baru dan paradigma baru pengembangan Riau pesisir harus diarahkan supaya potensi kawasan ini maksimal dapat mendongkrak pertumbuhan  ekonomi kawasan yang diharapkan mampu memberikan dukungan kepada kesejahteraan secara nasional. 

Penulis : Dr. H. M. Rizal Akbar

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)