Mahasiswa KKN IAITF Dumai Sosialisasi Stunting di Rupat Utara: “Lebih Baik Mencegah Dari Pada Mengobati”

Setulus Embun
0

Sosialisasi Stunting Desa Kadur 

SAHABAT RIAU, Senin 1/8/22 mahasiswa KKN IAITF Dumai Kec. Rupat Utara tepat nya di Desa Kadur mengadakan sosialisasi stunting dengan mendatangkan tim Dinkes dari kecamatan Rupat Utara yang di hadiri oleh ahli gizi ibuk “Fitri” bertempat di kantor Desa Kadur pada jam 09:00 WIB. 
 Apa itu stunting ? Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. 

Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Bagaimana cara mencegahnya ? Ibuk fitri mengungkap kan pertama “Pencegahan Stunting dapat dimulai dari catin (calon pengantin), dimana sebelum menikah catin wajib mengecek HB tubuh pada calon pengantin perempuan minimal 3 bulan sebelum menikah agar ketika HB catin perempuan turun atau tidak stabil bisa di tangani”. 

Kedua “pada ibu hamil wajib mengonsumsi pil maupun vitamin, yang di sarankan oleh bidan atau perawat yang menangani sewaktu pengecekan selama hamil”. Ketiga “ketika si anak sudah lahir dan masih berumur balita ataupun bayi yang berusia 74 bulan dilarang keras untuk mengonsumsi teh atau kopi seperti pada zaman dahulu yang sekarang mungkin menjadi tradisi oleh orang pedesaan yang sampai saat ini masih di percainya. 



Mahasiswa KKN IAITF DUMAI
mengikuti Sosialisasi Stunting
 
Mengapa demikian? Karena di dalam kopi terdapat zat yang bernama kafein yang mana zat tersebut dapat menghambat pertumbuhan protein pada bayi tersebut . Menurut survei data Posyandu desa kadur tahun 2021 lalu, di desa kadur masih dijumpai anak yang mengonsumsi teh atau kopi yang mana hal ini menjadi pemicu awal penyebab Stunting pada anak usia balita .  Untuk pencegahan stunting dalam hal ini ditindak lanjut oleh tim kader gizi desa kadur yang mana di cegah dan di tangani oleh tim kader gizi tersebut. 

Data survei pada tahun 2021 tim kader gizi mengungkapkan bahwa desa kadur sudah 64% masuk dalam zona hijau yang mana artinya di desa kadur ini sudah mengalami peningkatan dalam pencegahan Stunting pada anak balita, meskipun demikian masih tetap dalam proses pantauan Dinkes untuk data tahun 2022.  



Penulis: Adek Galuh Sapitri

 DPL Deni Suryanto, MP.d


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)